Bereinkarnasi Menjadi Tamvan Bab 13

Posted in Tamvan

Adik Perempuanku Aktif Hari Ini ya Bund

sumur di ladang: foxaholic

= = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Aku, Theodore Goldberg, dengan bangga mengumumkan bahwa aku akhirnya menginjak usia lima tahun tahun ini. Saat ini, aku sedang belajar mengendarai kuda, dan maaf sebentar. Tapi aku tidak bisa menahan diri!

WOOO, itu kuda, kau tahu! Dan bukan hanya satu ekor saja, tapi banyak!!! Ini sangat tinggiii~!!! Dan lembut~!!! Meskipun sedikit disayangkan Kevin harus mengendarai kuda di belakangku, aku tidak terlalu keberatan karena itu untuk melindungiku. Eh? Apa? Apa aku membenci kegiatan ini tanyamu? Apa kau bercanda? Mustahil, ini sangat~ menakjubkan~ sampai-sampai aku tidak bisa berkata-kata.

"Kalau begitu, akankah kita mencoba menyelesaikan satu putaran lagi mengelilingi halaman, Tuan Muda?" Kevin tiba-tiba bertanya, akupun membalasnya dengan anggukan persetujuan yang penuh semangat.

Ya ya YA! Tolong! OOH! Ini berjalan! Kuda itu berjalan perlahan. Aku praktis gemetar dalam kegembiraan saat aku melihat kesekeliling dari tempatku duduk. Aku bisa melihat bunga-bunga bermekaran dengan indah di halaman dan merasakan angin bertiup lembut membelai wajahku.

Ini terasa sangat menyenangkan~! WAA~W! Sementara aku tenggelam dalam kegembiraan, aku tersentak dari pikiranku oleh kalimat-kalimat Kevin berikutnya.

"Dan~ selesai~. Haruskah kita akhiri ini di sini hari ini, Tuan Muda?" Namun, aku terang-terangan mengarahkan mata cerah dan bersemangat padanya, memohon untuk melanjutkan kegiatan ini. Kevin mau tidak mau menyerah dan menurutiku lalu dia mengatakan. "Atau kita bisa melakukan putaran lain jika anda tidak keberatan... Begitu, kurasa putaran lain tidak akan masalah. Saya tidak kuasa saat mata anda benar-benar berbinar seperti itu..."

Yah, maaf soal ini, tapi ini benar-benar mengasyikkan! Aku tidak bisa tidak menginginkan lebih. Bahkan aku tidak pernah menyangka kalau aku akan menjadi begitu bersemangat hanya dengan mengendarai kuda. Tapi itu sangat menyenangkan sampai-sampai aku ingin berkendara selamanya.

Tetap saja, aku sudah begitu bersenang-senang dengan hanya berkuda dengan Kevin, jadi aku bertanya-tanya bagaimana serunya jika aku belajar menunggang kuda sendiri? Semakin aku mempertimbangkan ini, semakin kupikir itu akan lebih menyenangkan, jadi aku memutuskan.

Ayo kuasai kemampuan berkuda secepat mungkin! Aku menyatakan dalam pikiranku dengan kepalan tangan.

Pada saat ini, kami telah mengelilingi halaman entah berapa kali, akhirnya Kevin jennuh dan bertanya, "Apakah anda tidak mulai merasa pusing, Tuan Muda? Katakan, karena menunggang kuda mengelilingi tempat kecil ini adalah kegiatan harian. Mengapa kita tidak berhenti untuk hari ini? Jangan khawatir, jika anda ingin menunggang kuda sedikit lebih lama, saya akan mengatur sesi berkuda panjang di lain waktu."

Cih, orang ini tidak memiliki kekuatan kemauan. Pada awalnya, aku mendengus dalam pikiranku saat dia pertama kali berbicara. Namun, bagian akhir dari kalimatnya menarik perhatianku dan aku menjadi cerah.

SERIUS?! YEEEY~! BERHASIL!

Sementara aku bersorak dalam pikiranku, ibuku menatapku dari teras, bahkan tidak menyembunyikan senyumnya saat melihat kegembiraanku yang jelas. Jadi, ketika aku turun dari kuda, aku bisa melihat senyum keibuannya setelah aku berlari ke arahnya sambil melambaikan tangan.

"Ibu! Apa Ibu melihat itu? Ada banyak kuda! Dan Kevin berjanji akan mengatur sesi panjang untukku dikemudian!"

"Ya, Ibu baru saja melihatnya. Meskipun itu adalah hal yang baik kamu menyukainya, tidak baik bagi untuk bertindak egois seperti itu, tahu? Lihat, Kevin dan kudanya terlihat kelelahan karenamu."

Tentu sih~. Yah, mengesampingkan Kevin, aku merasa kasihan pada kuda yang lelah dan malang itu. Jadi, kurasa aku harus minta maaf. Pikirku, menundukkan kepala dengan penyesalan.

"Fufufu, Wendy sangat senang bisa melihat sosok gagah Kakak. Kakak, kakak sangat keren~!" Kata Ibu, berpura-pura menjadi Wendy, adik perempuanku yang berumur satu tahun. Jadi, dia pastinya belum bisa bicara. Namun demikian, aku bertindak seolah-olah aku tertipu dan mengintip ke dalam buaian yangmana adik perempuanku tersayang berada.

Di sana, aku melihat adik perempuanku yang manis tersenyum seperti malaikat ke arahku.

"Sungguh? Maka Kakak akan melakukan yang terbaik. Terima kasih telah menyemangatiku, Wendy."

"Abwu~" balas Wendy sambil mengepalkan kepalan tangannya.

Lucu abis~! Malaikat, dia pasti malaikat!!! Pikirku sambil memainkan rambut pirang pucatnya, membuatnya tertawa manis. A~h, kenapa kamu nggemesin banget sih, adikku?

Menyaksikan interaksi kami, ibuku yang duduk di samping, terkikik.

Kemudian, Ibu memutuskan untuk membacakan buku bergambar untuk kami. Dan karena Wendy sepertinya selalu menantikan saat-saat seperti itu, Ibu selalu membacakan buku bergambar untuknya kapan pun ibu punya waktu.

Kali ini, cerita yang dia baca sepertinya menjadi cerita yang diturunkan secara turun-temurun di negeri ini. 'Hikayat Dara Suci'.

Ini dimulai seperti ini:

Dahulu kala, tatkala dunia diselimuti kegelapan karena kekuatan raja iblis, seorang gadis lahir. Gadis ini tumbuh menjadi gadis cantik dan baik hati yang tidak membeda-bedakan orang lain.

Karena sifat ini, dia menerima perlindungan ilahi Dewa, dan Dewa memilihnya untuk melakukan perjalanan untuk menyelamatkan desa dari monster yang mengamuk.

Selama perjalanannya, ia bertemu dengan beberapa orang; dan bersama-sama dengan bantuan mereka, ia akhirnya mengalahkan Raja Iblis, dan menyelamatkan dunia.

Di akhir perjalanannya, ia menikah dengan pangeran, yang termasuk di antara orang-orang yang membantunya menyelamatkan dunia dan merekapun hidup bahagia selamanya.

Saat aku mendengarkan, aku tidak bisa tidak menyamakannya dengan cerita Cinderella. Atau, mungkin aku harus mengatakan bahwa itu adalah kisah kepahlawanan? Hmm, bagiku, dara suci dalam cerita itu tampak seperti Jeanne d'Arc dan kisah itu bukan kisah yang bahagia.

Bagaimanapun, ibu mengatakan kalau keturunan dara suci itu seharusnya adalah keluarga kerajaan. Namun, bagiku, itu terdengar seperti kebohongan yang disebarkan oleh keluarga kerajaan.

Terlepas dari kebenarannya, aku harus mengatakan bahwa aku sedikit kecewa. Aku berharap aku akan mendengarkan kisah kepahlawanan dengan seorang pangeran sebagai protagonis, namun cerita seperti itu minoritas, bahkan jika ada genre seperti itu. Di sisi lain, cerita dengan wanita sebagai protagonis adalah arus utama di dunia ini. Aku penasaran mengapa?

Wah, sepertinya Wendy sudah tertidur lelap di tengah cerita. Melirik adik kecilku, aku menemukannya tertidur lelap dan pikiranku segera beralih ke betapa menggemaskan dan imutnya dia. Yap, dia memiliki wajah seperti malaikat. Seperti yang diharapkan dari adikku.

Setelah itu, aku menghabiskan waktu bersama ibu, bersenang-senang sambil merajut bersama. Eh? Bagaimana aku mulai melakukan pekerjaan merajut tanyamu? Yah, itu dimulai saat Ibu merajut pakaian bayi untuk Wendy sementara aku hanya melakukannya sebagai hobi.

...Bukan masalah.

Aku hanya melakukannya karena aku memiliki terlalu banyak waktu luang. Sebelum kau mengatakan apa pun, aku memulai pelatihanku tentang ilmu pedang dasar, tetapi aku diberitahu untuk tidak berlebihan. Oleh karena itu, aku hanya berlatih untuk waktu yang singkat setiap hari.

Dan aku memilih untuk belajar mengendarai kuda. Saat itu, ibuku sedang hamil dan senang duduk-duduk di sekitar sini, jadi aku berlatih menunggang kuda di sekitarnya agar aku bisa tetap dekat dengannya. Kemudian, Ibu tiba-tiba mulai menjahit, merajut pakaian bayi untuk adik perempuan yang belum lahir, Wendy.

Saat aku melihatnya melakukan itu, aku secara mengejutkan dipenuhi dengan keinginan untuk mencobanya juga, dan akhirnya melanjutkannya karena itu sangat menyenangkan.

Begitu Martha mengetahui hal ini, dia memarahiku sambil mengatakan itu adalah hobi yang tidak cocok untuk pewaris keluarga bangsawan. Namun, itu mau bagaimana lagi karena aku memiliki terlalu banyak waktu luang. Jadi aku akhirnya merajut lagi setiap kali saya bosan.

Terutama karena studiku menjadi semakin sulit akhir-akhir ini. Aku sepenuhnya berniat untuk menghentikan hobi ini setelah Kevin meningkatkan jumlah pelatihan yang diizinkan untuk kulakukan, jadi aku berharap dia setidaknya mengizinkanku untuk menikmati hobi ini untuk saat ini.

Bagaimanapun, aku telah membuat beberapa rajutan untuk ayah dan ibuku, mengejutkan mereka. Tetap saja, mereka dengan senang hati memakainya untukku, membuatku senang produk jadinya terlihat cukup bagus.

Aku sangat malu saat aku memberikan hadiah seperti itu kepada mereka. Bagaimanapun, aku adalah seorang pria! Kemudian lagi, melihat senyum orang tuaku ketika mereka menerima hadiahku sangat berharga.


Waktu berlalu begitu saja, dan tak lama kemudian, ayahku kembali. Dia tidak datang sendiri. Bersamanya, ada seorang anak laki-laki seusiaku yang mengikutinya. Dan aku bertanya-tanya… Siapa anak ini?

"Kalian masih bersemangat seperti biasanya. Apa Wendy baru saja tidur?"

"Selamat datang kembali, sayang. Dia tertidur saat Theodore membacakan buku cerita untuknya. Jika kamu kembali sedikit lebih awal, kamu akan dapat melihatnya masih bangun."

"Aah, kurasa aku melewatkan kesempatanku, ya. Yah, kurasa aku akan tinggal sampai dia bangun. Theodore, apa kamu masih melakukan pekerjaan merajut? Waw, kamu sudah sangat terampil dengan tanganmu, ya. Apa yang kamu buat kali ini?"

Ketika dia mendengar kata-kata ayahku, anak laki-laki yang berdiri di sampingnya menunjukkan ekspresi yang sangat terkejut. Yap, bahkan aku tidak pernah menyangka kalau aku sangat berbakat dalam hal semacam ini, tetapi apa yang bisa dilakukan? Itu adalah bakat.

"Aku akan membuat beberapa pita renda untuk Wendy." Jawabku, untuk saat ini mengabaikan kehadiran anak laki-laki itu.

"Wah, apa kamu membuat beberapa untuk ibu juga?"

"Tentu saja aku juga membuatkan untuk Ibu!"

Tolong berhenti melihat momen keluarga kami dengan ekspresi aneh di wajahmu, nak.

"Ngomong-ngomong, maaf karena tiba-tiba menanyakanmu seperti ini, Theodore. Tapi, maukah kamu datang ke ibukota kerajaan bersamaku? Kita akan berangkat dalam satu bulan, dan kamu dapat menolaknya, tetapi aku lebih suka kamu tidak menolak ini. Jadi bagaimana?"

Eh, bahkan kalau meminta pendapatku, bukankah ayah sendiri yang mengatakannya kalau aku tidak boleh menolak? Itu berarti perjalanan ini sangat penting, kan? Lalu, bukankah itu berarti aku tidak punya pilihan? Yah, kurasa, kalau itu penting...

"Ya, aku akan pergi Ayah. Aku menantikannya. Pemandangan ibukota kerajaan pasti sangat indah."

"Aku mengerti... terima kasih. Selain itu, kamu akan membutuhkan seorang pelayan ketika kamu datang ke sana, dan dia ini――Namanya adalah Richard. Dia berusia enam tahun tahun ini. Dia satu tahun lebih tua darimu dan juga cucu Sebas. Tolong jaga dia."

Hohou, seorang pendamping, ya?! Seperti bangsawan saja... ups, hampir lupa kalau aku sendiri juga seorang bangsawan. Tetap saja, cucu Sebas, ya... pasti anak yang cerdas. Aku menilai saat aku menyapa, "Senang bertemu denganmu, Richard, namaku Theodore."

Ya, mari kita bergaul dengan baik. Putusku, menawarkan jabat tangan padanya.

"――Saya Richard... senang bertemu dengan anda juga."

Suaranya hampir tidak terdengar saat dia menjawabku. Selain itu, tangan yang menerima jabat tanganku juga gemetar. Melihat ini, aku tidak bisa tidak berpikir. Apa kau baik-baik saja, nak?


Regards: Mimin-sama
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =


NOTE:

Mbah Du-chan (Atmin)Makasih udah mampir disini, jangan lupa buat ninggalin jejak.
Kalo ada kesalahan, koreksi, kritik, atau saran, kasih tau mimin di komentar ya~ Sampai ketemu lagi~

Dukung kami dengan memberikan beberapa suntikan BANSOS melalui Trakteer

Previous Post Next Post
No Comment
Add Comment
comment url
Discussion
Aku Suka Web-Novel ~ Aku Suka Web-Novel ~ Aku Suka Web-Novel
Takada Kuota - Takada Kuota - Takada Kuota
By: Mbah Du-chan