Penyihir Dosa Mematikan v1c34
sumur di ladang: raw/kakuyomu
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =
(......tempat ini menakutkan ya?)
Sementara itu, Emilia dan rombongannya melanjutkan pencarian jauh dari Julis dan rombongannya.
Daerah itu sangat sepi, dan tidak ada tanda-tanda monster. Jadi, Emilia merasa ngeri tentang ini.
"Aku belum pernah berpetualang kaya gini sebelumnya, jadi aku agak tegang......!"
Di belakang Emilia ada Cecilia yang mengecil.
Meskipun dia mencoba yang terbaik, tubuhnya gemetar, dan Emilia merasa bahwa ini karena tidak adanya dukungan seperti biasanya.
"Semuanya akan baik-baik saja. Daku akan melindungi Cecilia-sama."
"Itu benar, Nona Dara Suci! Kami ada bersama anda!"
"T, terima kasih.......! Aku sangat lega dengarnya!"
Selain Emilia, para murid laki-laki kelas S juga memegang pedang dan menyemangati Cecilia dengan dada tebusung.
Cecilia sedikit lega melihat itu. Sungguh, dia mungkin khawatir tanpa Julis.
(Cecilia-sama adalah satu-satunya yang harus daku lindungi entah bagaimana caranya......)
Bahkan jika itu berarti menempatkan dirinya dalam bahaya.
Jika orang yang dicintai orang itu terluka, orang itu juga akan terluka.
Tentu saja, dia tahu bahwa hidupnya sendiri adalah prioritas utama, tetapi dia masih merasa bahwa dia harus melindunginya.
Bahkan tanpa itu, Cecilia adalah dara suci yang diminta kerajaan untuk dimenghadiri akademi.
Jika sesuatu terjadi padanya, posisi kerajaan akan dalam bahaya.
Karena itu, Emilia harus mengutamakan keselamatan Cecilia, baik untuk kerajaan maupun Julis.
(Selain itu, jika daku dalam bahaya, Julis-sama pasti akan datang membantu.......)
Emilia mencengkeram kristal di sakunya untuk menghapus kecemasannya.
Kristal itu siap untuk dihancurkan setiap saat, kapan saja.
(Kemudian lagi...... Ini benar-benar menakutkan.)
Keheningan daerah adalah satu hal, tapi itu bukan alasan utama.
"...... Gaa......a."
Itu adalah bocah laki-laki berambut pirang yang berjalan di depan Emilia dan kelompoknya.
Meskipun dia hanya diam dari sebelum memasuki hutan, dia sekarang membuat suara menderu yang aneh.
Sulit untuk mengatakan apa yang terjadi dari ekspresinya.
Tetapi Emilia secara naluriah merasa bahwa mendekati Byrne bukanlah keputusan yang baik, jadi dia memutuskan untuk membawa Cecilia bersamanya dan mengawasinya dari kejauhan.
(......Selain itu, daku juga merasakan sesuatu yang disengaja dalam formasi kelompok ini.)
Meskipun dikatakan bahwa itu adalah pengaturan dari Caesar, Emilia merasa tidak nyaman dengan formasi ini.
Baik atau buruk, Emilia juga menganggap Caesar sebagai pengajar yang memandang siswanya secara setara dan tidak membawa perasaan pribadi ke dalamnya.
Namun, bagaimana dengan ini?
Byrne, yang memendam perasaan buruk terhadapnya, dan Cecilia. Tidak peduli bagaimana dia melihatnya, sepertinya mereka berdua sengaja dipisahkan dari Julis dan yang lainnya.
Pada saat ituーーーー
"Ughaa...... Gaa...... Raghh......!"
Byrne, yang berjalan di depannya, tiba-tiba mulai meronta.
Dia kesakitan, mencakar lehernya dan berteriak derita tanpa suara.
"Ada apa, Byrne-sama......?'
Emilia secara refleks melindungi Cecilia di belakangnya dan mengarahkan tongkat kesayangannya ke Byrne.
Tetapi para siswa laki-laki itu, yang tidak dapat memahami situasi saat ini, mendekatinya dengan takut-takut, tampak khawatir.
Dan kemudianーーーー
"Grrughaaa...!!!!"
Byrne berbalik.
Matanya yang menghitam memerah dan meneteskan air liur saat dia mendekati Emilia dengan penuh kekuatan.
"Ap-!"
Emilia terkejut dengan perubahan drastis Byrne dan tindakan dia mendatanginya.
Tapi dia tidak bisa tetap seperti itu selamanya.
Merasa bahwa dia tidak bercanda, Emilia mengacungkan tongkat kesayangannya ke tanah.
"Aduhai dinding!"
Dinding es besar muncul di jalur lintasan Byrne.
Tidak seperti Byrne, Emilia adalah seorang Tunggal, dan spesialisasinya adalah sihir es, yang mana luar biasa.
Jumlah mana yang dimilikinya adalah yang tertinggi di tahun ajarannya, keterampilan manipulasi sihirnya setara dengan Mirabelle, ras elf yang unggul dalam sihir, dan kemampuannya untuk merespons secara fleksibel setara dengan orang dewasaーーーー dengan kata lain, dia jenius.
Byrne merangsek ke dinding es, yang dibuat hampir tanpa rapalan, tanpa peduli apa.
Dan kemudianーーーー
"Grrragh!!!"
Dinding itu hancur dengan suara benturan yang luar biasa.
Byrne seharusnya berspesialisasi dalam pertempuran jarak jauh, mengambil keuntungan dari atribut gandanya daripada pertarungan tangan kosong. Karena itu, dia seharusnya tidak bisa menghancurkan tembok seperti itu dengan satu pukulan.
(...... Ini buruk, kan?)
Emilia menghadapi Byrne yang mendekat tanpa mengubah ekspresinya.
Ini karena dia sangat mengerti bahwa dia tidak dapat mengubah situasi saat ini jika dia terburu-buru.
"Emilia-sama!"
Seorang siswa laki-laki, merasakan bahwa Emilia dalam bahaya, menyela diantara Emilia dan Byrne.
Dia sedikit takut oleh Byrne, yang menunjukkan penampilan yang tidak biasa, tetapi masih mengarahkan ujung pedangnya ke arahnya untuk menghadapinya.
Tapiーーーー
"Tolong hentikan!"
Seru Emilia.
Ia tahu dia memiliki kemampuanーーーーjadi dia tidak harus menghadapi Byrne sekarang.
"Grrr......aaaAAAAGGHHHHH!"
"GAAHH!"
Siswa laki-laki terlempar oleh pukulan samping Byrne.
Melihatnya menabrak pohon dan darah mengalir dari mulutnya, dia mengerti bahwa Byrne saat ini tidak memiliki belas kasihan dan bukan Byrne yang dia lihat sebelumnya.
(Apakah dia berubah menjadi sesuatu yang bukan dirinya......!?)
Tidak mungkin seorang siswa yang normal sampai tempo hari bisa tiba-tiba mendapatkan kekuatan sebanyak itu.
Bahkan tinjunya saat ini bisa mencapai Caesar kelas S jika dia ceroboh.
(Untuk saat ini, keselamatan Cecilia-sama adalah prioritas utama......!)
Jadi Emilia dengan lembut memanggil Cecilia, yang tubuhnya gemetar di belakangnya.
"Cecilia-sama."
"Y, ya!"
"...... Dia memiliki beberapa tulang rusuknya mungkin patah. Ditambah lagi, organnya mungkin rusak karenanya."
Emilia dengan tenang berbalik dan tersenyum lembut pada Cecilia, tidak ingin membuat Cecilia takut lagi.
"K, kalau begitu, aku harus nyembuhin dia sekarang!"
"Eee....... tolong lakukan. Daku akanーーーーmenangani yang ini kalau begitu."
"Eh?"
Cecilia terkejut dengan kata-kata Emilia.
Namun, Emilia menatap Byrne tanpa mengkhawatirkan hal itu.
(Dia tampaknya tidak memiliki kewarasannya sama sekali......, tetapi matanya tertuju padaku sepanjang waktu untuk beberapa alasan.)
Jika demikian, hanya ada satu hal yang harus dia lakukan.
Menjauh dari sini, tarik Byrne untuk menjauhkan Cecilia dari bahaya, dan pergi ke tempat dia bisa bertemu orang itu.
Untungnya, targetnya sepertinya Emilia. Akan lebih mudah untuk menariknya menjauh.
"Kalau begitu, daku akan menanganimu!"
Emilia kemudian menggunakan sihir penguatan tubuhnya dan berlari membelakangi Byrne.
"GrraaaAAA.....!!!!"
Kemudian, seperti yang diharapkan, Byrne mengejar Emilia.
Emilia merasa lega ketika dia melihat dengan pandangan ke samping bahwa Byrne telah menjauh dari Cecilia.
"Ini akan menjadi pertarungan ketahanan dimulai dari sini......!"
Dia yakin Cecilia akan meluncurkan suar sihir.
Sementara itu, dia akan menjaga Byrne sejauh mungkin darinya untuk memastikan keselamatan semua orang.
Jika, daku dalam bahayaーーーー
"Daku akan mengandalkan engkau......"
Emilia memikirkan sosok 'dia' saat ia mengeluarkan kristal di sakunya.
♦️♦️♦️
Setelah Emilia pergi bersama Byrne.
Cecilia bergegas ke anak laki-laki yang, seperti yang dikatakan Emilia, telah melindungi mereka dan merapalkan mantra penyembuhan padanya.
"Saya, hamba penerima kasih dari dewi utama Arshna, memohon. Anugerahkan padanya kedamaian dan kesembuhan......"
Cecilia berdoa, dan cahaya pucat muncul dari telapak tangannya.
Cahaya menyembuhkan sisi perut bocah lelaki itu dan, meskipun tidak terlihat oleh mata, langsung menyembuhkan tulang rusuknya yang patah.
Organ dalam yang terluka juga sembuh dalam prosesnya, dan luka parahnya mulai menghilang.
"......"
Anak laki-laki itu tidak sadarkan diri, entah karena pukulan atau benturan pada pohon.
Jadi ia bahkan tidak tahu apakah dia sudah sembuh, tapi entah bagaimana Cecilia yakin akan hal itu. Itu mungkin intuisinya karena ia adalah seorang Dara Suci dan telah menyembuhkan banyak orang dalam hidupnya.
"Buat sekarang, kita perlu luncurin suar sihir!"
Situasi ini telah melampaui taraf pelatihan praktis belaka.
Meskipun Emilia memancingnya menjauh, kondisi Byrne tidak biasa. Bahkan Cecilia, yang tidak berdaya dalam pertempuran, bisa memahami itu.
Jadi Cecilia mengeluarkan alat sihir berbentuk tongkat yang telah disediakan dan mulai menuangkan kekuatan sihirnya sendiri ke dalam tongkat itu.
Kemudian, ujung alat ajaib itu mulai bersinar, dan asap bercahaya yang besar naik ke langit.
(Dengan ini, semuanya bakal baik-baik aja......)
Sisanya akan datang dari Caesar dan yang lainnya yang memperhatikan sinyal ini.
Satu-satunya hal yang bisa dilakukannya sekarang adalah mengawasi anak-anak lelaki itu, tetapi ia telah melakukan paling sedikit yang bisa ia lakukan.
(Andai aja Julis ada di sini pas kejadian kaya ini......)
Cecilia memikirkan sosok terkasihnya.
Mungkin karena Cecilia sangat mempercayai dan mengandalkannya sehingga namanya disebutkan dalam situasi ini.
Namun, siapa yang harus dia khawatirkan sekarang adalah....
"Mohon aman dan sentosa...... Emilia-san......"
"Uuups! Bagaimana anda bisa lebih peduli tentang sang putri daripada tentang diri anda sendiri, nona! Bagaimanapun juga, anda adalah seorang Dara Suci!"
"......eh?"
Tiba-tiba, sebuah suara terdengar.
Dari bayang-bayang semak-semak, itu bukan suara dari monster, bukan dari teman sekelas, bukan juga dari pengajar.
Orang itu mengenakan jubah compang-camping dan memiliki tato besar, lambang naga mengerikan di lengannya.
"Segalanya demi kebangkitan Sang Naga JahaaAAAAAATTTTTTTT!"
Tangan jahat baru menyerang Cecilia.
[Bersambung]
Regards: Mimin-sama
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =
NOTE:
kok rasa mlz bet ya... pen ngebut & nabung banyak chapter, tapi progres ngga ikut ngebut 😂
Mbah Du-chan (Atmin)Makasih udah mampir disini, jangan lupa buat ninggalin jejak.
Kalo ada kesalahan, koreksi, kritik, atau saran, kasih tau mimin di komentar ya~ Sampai ketemu lagi~
Dukung kami dengan memberikan beberapa suntikan BANSOS melalui Trakteer